#AbisNgulik : Bincang-bincang Buku #23
Hari Minggu, 29 Januari 2023 lalu kami kembali berkumpul bersama teman-teman di Bincang-bincang Buku #23. Masing-masing membagikan apa yang sudah mereka baca di bulan Januari sekaligus menjawab pertanyaan tambahan:
Apakah menetapkan target jumlah bacaan di tahun 2023? Mengapa?
Ardi - A Magic Steeped in Poison & A Venom Dark and Sweet (Judy I. Lin)
Mulai tahun ini pake Storygraph, pengen bisa menyelesaikan 52 buku. Duologi, historical fiction, fantasy. Settingnya Chinese, masih berbentuk kerajaan. Seperti magician, yang menggunakan medium teh. Ada perebutan kekuasaan di kerajaannya. Ada sihir, tetapi sihir yang tidak biasa. Di dalamnya ada cerita politik, dan membuktikan kalau politik di mana-mana itu sama saja karena yang lemah yang jadi korban. Bisa dibaca untuk umur 15 ke atas, yang udah paham politik. Selanjutnya akan membaca buku Afutami yang Menjadi dan Edward Suhadi yang Mulai Mengerti.
Innar - The Shock Doctrine (Naomi Klein)
Sedang mendedikasikan bacaan dengan genre ‘future problem’ (misalnya tentang climate change, AI). Berawal dari kondisi yang kuliah dan tentang pendidikan anak. Maka ini berkaitan dengan masa depan. Sebelumnya membaca Vaclav Smil (How The World Really Works) sekarang membaca tentang kapitalisme. Buku yang dibaca adalah The Shock Doctrine dari Naomi Klein. Dia menuliskan tentang bagaimana shock treatment yang biasa digunakan untuk menyembuhkan pasien sakit jiwa, nah treatment ini dipraktekkan ke sebuah negara. Contohnya Soeharto, Deng Xiaoping, Pinochet. Kritiknya adalah ada konten/prinsip yang konsisten dikritisi oleh penulis tentang free market, namun di saat yang sama ia juga menerapkan prinsip tersebut saat menjelaskan dalam konsep di buku ini. Innar punya target membaca 9 buku untuk tahun ini.
Al - Nalar Kritis Muslimah (Nur Rofiah)
Target tahun ini 12 buku. Tetapi lebih fokus ke pengalaman membaca buku, misalnya pengen membaca fiksi lagi, pake audiobook dan tema-tema yang belum pernah dibaca. Sebelumnya tentang keperempuanan & muslimah baru baca dari Kalis Mardiasih, sedangka ibu Nur Rofiah ini adalah gurunya. Buku ini diambil dari status-status yang dibuat beliau dari sosial media. Di awal disebutkan tentang peran perempuan. Buat Al, buku ini menarik, karena banyak belajar hal lain. Misalnya tentang tafsir Al-Quran, bahwa ada perspektif lain untuk menafsirkannya. Karena berangkat dari status sosmed, Al merasa bahwa ini hanya bersifat sebagai pemantik saja, lalu penjelasan utama itu jadi disebutkan berulang-ulang dan membosankan. Mencoba aplikasi Storytel untuk audiobook (https://www.storytel.com/id/id/).
Devon - The Power of Now (Eckhart Tolle)
Tahun ini pasang target, tetapi bukan tentang jumlah tetapi tentang habit membaca. Sekarang tiap bangun tidur langsung baca. Mengganti kebiasaan buka sosmed dengan membaca. Power of Now - Eckhart Tolle, Mind Platter - Najwa Zebian, Short Story of Agatha Christie. Saat ini ingin coba kombinasi 1 buku fisik dan 1 buku versi digital (Kindle). Membaca Power of Now butuh membaca bolak-balik, karena bahasa dan bahasannya cukup sulit (high spirituality). Sesuai judulnya, The Power of Now adalah tentang being present. Biasanya kita ga merasa fulfilled karena ga bisa mensyukuri atau content dengan yang sekarang. Ada cerita-cerita yang kemudian dijelaskan lagi dengan perspektif yang berbeda, hal ini lebih mempermudah untuk memahaminya. Ada juga sedikit penjelasan tentang Buddhism. Meski berat, tapi ada yang mempermudah yaitu subbab yang pendek-pendek dan dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan. Sehingga lebih mudah untuk berhenti di antaranya. Next baca How to Win & Influence People - Dale Carnegie, Mulai Mengerti - Edward Suhadi
Vinka - How to Break Up with Your Phone (Catherine Price)
Bulan ini menyelesaikan 3 buku: Hell Yeah or No by Derek Sivers; Tomorrow, and Tomorrow, and Tomorrow by Gabrielle Zevin; dan How to Break Up with Your Phone by Catherine Price. Di pertemuan ini Vinka menjelaskan judul yang terakhir. Buku ini bukan mengajak pembaca untuk benar-benar ‘putus’ dan tidak menggunakan telpon pintar sama sekali, tetapi ia mengajak pembaca untuk sejenak mengambil jarak dan mengevaluasi relasi yang dimiliki dengan gadget. Di dalamnya juga terdapat langkah-langkah yang disarankan selama 30 hari untuk dapat berhasil ‘break-up’. Salah satu pertanyaan dari Ardi, apa tips yang langsung dipraktekkan oleh Vinka setelah membaca buku ini? Mengevaluasi dan mematikan notifikasi yang secara default diterapkan oleh apps di dalam handphone. Setelah dilihat lagi, ternyata banyak notifikasi yang tidak perlu dan hanya menguntungkan developer app saja, bukan pemilik handphone itu sendiri.
Terima kasih untuk semua yang sudah hadir di Bincang-Bincang Buku bulan ini! Kamu mau ikut juga ngobrolin buku yang sudah kamu baca? Event ini diselenggarakan secara rutin di hari Minggu terakhir di tiap bulannya. Ikutan yuk! Kalau mau ikut, tolong isi form di bawah ini agar kami dapat mengirimkan undangannya ke kamu.