Jumat 4 Juni 2021 lalu, Lagi Ngulik bersama VIP Talks mengadakan diskusi, tanya jawab dengan tajuk “Ask Us Anything about Relationship”. VIP Talks adalah podcast yang diampu oleh Vinka & Iphip ini biasa bicara tentang perempuan, pernikahan & relasi yang ada di antaranya. Keduanya punya peran masing-masing. Iphip akan banyak memberi perspektif secara ilmiah, sesuai dengan bidang yang ditekuni sekarang sebagai mahasiswa doktoral ilmu keluarga di University of Minnesota, US. Sedangkan Vinka, lebih banyak memberikan insight dari pengalaman & pelajaran yang diambil dari pernikahannya yang memasuki tahun ke-9 saat ini.
Ada beberapa pertanyaan yang dibahas:
Dari Lydia: Saya ingin dijelaskan bentuk2 relationship yg ada beserta perbedaan ekspektasinya. Lalu, bagaimana kita mengetahui & belajar relationship? Mulai dari mana?
Take notice. Perhatikan dari teman, rekan kerja, orang sekitar yang memiliki relasi yang baik (setara, saling menghargai, misalnya) atau sebaliknya dari contoh yang buruk, sehingga bisa menghindari pola relasi seperti itu. Dari sana kemudian bisa ditanyakan, apa kebiasaan atau ciri-ciri yang dilakukan oleh relasi yang baik. Contoh: dalam keluarga yang demokratis punya kebiasaan mengambil keputusan bersama-sama dengan memperhatikan pendapat seluruh anggota keluarga. Setelah mendapat keyword tertentu, di contoh ini adalah democracy in family, lalu dapat dipelajari lebih jauh via buku bacaan, video, podcast, atau sumber-sumber lainnya.
Buat/definisikan role model. Kadang memang lingkungan sekitar belum tentu ada role model untuk perihal relationship. Kita bisa buat sendiri role model dengan kriteria seperti apa yang bisa kita jadikan acuan.
Tentukan ekspektasi & boundaries. Boundaries dapat berfungsi sebagai alarm sehingga ketika terlanggar, kita bisa waspada dan menentukan sikap. Ekspektasi dalam relasi, setelah ditentukan juga disampaikan kepada orang-orang yang terkait. Karena jika tidak dikomunikasikan tentu akan percuma.
Dari Devon: Gimana cara dapet pacar? Kalau versi lebih seriusnya, apa yang perlu dilakukan sebelum menjalin hubungan?
1+1=2. Relationship yang bagus itu bukan saling melengkapi. Tetapi sama-sama dalam bentuk terbaik masing-masing. Mindset ini membuat kita tidak menunggu pasangan untuk membahagiakan atau memenuhi kebutuhan kita, tetapi sambil bertumbuh menjadi yang terbaik.
Relasi dimulai di saat apapun, siap ataupun tidak. Istilah “selesai dengan diri sendiri” itu problematis. Hubungan 2 orang dewasa adalah ketika mau memproses apa yang terjadi di diri sendiri, tidak menutupinya dari calon pasangan/orang lain yang ingin membangun relasi. Maka yang perlu disiapkan? Owning the problem, bertanggung jawab untuk memproses & mengupayakan penyelesaiannya.
Take action. “Dapat jodoh” itu pasif sekali kesannya, padahal kita bisa secara aktif melakukan usaha
Dari Wibi: Gimana kita menyesuaikan diri, sama lingkungan sosial pasangan? Gimana kita bisa ambil me-time, tanpa merasa meninggalkan/abandon pasangan kita?
Dalam hubungan ada porsi autonomy & togetherness. Manusia juga individu yang butuh waktu sendiri & waktu untuk bersama. Biasanya yang jadi masalah adalah bagaimana mengkomunikasikannya.
Beri kejelasan, batasan waktu, selesaikan kewajiban. Hal ini memudahkan & menjadikan waktu me-time bukan sebuah beban bagi pasangan.
Coba ajak pasangan ketika me-time agar well informed. Sehingga tidak muncul kecurigaan, membangun pemahaman atas apa yang dilakukan.
Pasangan bisa bantu bridging ke lingkungan/pertemanan tersebut. Perlu diingat juga bahwa tidak semua relasi itu perlu untuk blending in (dengan semua orang). Definisikan derajat mana yang perlu kehadiran pasangan dan mana yang tidak. Jika sudah jelas akan lebih mudah menerapkannya.
Dari Anonymous: Bagaimana cara meyakinkan saudara2 bahwa pernikahan takes two to tango? Bahwa suami dan istri punya peran yang sama dalam pernikahan.
Beri contoh, lead by example. Tunjukkan bagaimana kebaikan jika sebuah pernikahan yang dijalani dengan prinsip saling, itu akan menjadi pernikahan yang membahagiakan.
Mulai dengan pertanyaan, diskusikan & tidak menggurui. Gunakan tokoh atau orang lain yang riil dan mempraktekkan pernikahan yang adil, baik misalnya, agar lebih mudah dipahami.
Tidak ikut melanggengkan tekanan pada perempuan atas pernikahan. Empower perempuan yang memiliki capaian & tidak perlu menjadi bagian masyarakat yang menekannya terus menerus.
Agar lebih asyik memahami & lengkap dengan konteksnya, kalian bisa dengarkan langsung VIP Talks di Spotify, Apple Podcast & penyedia layanan podcast lainnya.