Being Your True Self
Menjadi diri sendiri? What does it actually means? Untuk saya, hal ini adalah mampu untuk jujur, yang utama dan pertama, pada diri sendiri. Meski terdengar sederhana, tetapi sering saya dengar dari teman dan kenalan betapa sulitnya mengetahui apa yang sebenarnya dimaui oleh diri sendiri dan memahami perasaan dan emosi yang sedang dilalui. Memang butuh proses belajar terus-menerus untuk melakukannya, tetapi kejujuran dapat menjadi katalis sekaligus mempermudah proses tersebut.
Kutipan dari Aziz Ansari di atas memiliki konteks dalam hubungan romansa, dimana biasanya kita akan mengutamakan tampilan imej tertentu ketika mendekati seseorang, terutama jika berkomunikasi secara tidak langsung. Salah satunya via telepon genggam, atau secara khusus lewat media sosial. Terkadang yang tampil bisa sangat jauh dari versi dunia nyata, karena 'our phone selves' memprioritaskan pendapat orang lain. Jarak yang curam di antara keduanya, biasanya mengombang-ambingkan diri sendiri, harus menjadi seperti apa diri ini sebagai manusia?
Mari mengakui bahwa kita memiliki banyak 'lapisan' dan 'lensa' dalam diri ini. Hal ini wajar karena kita memiliki peran yang beragam di berbagai konteks, misal dalam keluarga, pekerjaan, masyarakat, dst. Di tiap-tiap situasi akan ada 'lensa' yang lebih bermanfaat dibanding yang lain. Misal saja, dalam pekerjaan maka 'lensa' profesionalitas dan integritas akan tepat digunakan dalam menyikapi permasalahan dalam peran kita di pekerjaan. Di saat yang sama, nilai ini kadang bisa berbenturan dengan keinginan pribadi.
Contoh praktisnya, ketika atasan meminta saya untuk bekerja di akhir minggu, padahal waktu tersebut sudah saya alokasikan untuk mencoba pengalaman baru. Hal ini menimbulkan perasaan tidak nyaman, dan saya dapat menelusuri dari mana perasaan ini berakar. Untuk contoh ini, sejujurnya, saya tidak nyaman karena merasa bekerja di akhir pekan melanggar kontrak kerja yang telah disepakati. Apa yang bisa menjembatani kepentingan saya dan atasan? Apakah dengan membuat kesepakatan baru untuk perihal pekerjaan tambahan di luar jam kerja? Pertanyaan-pertanyaan ini yang dijawab dengan jujur dapat membantu menemukan kemungkinan solusi dan bagaimana mengkomunikasikannya dengan baik, tanpa perlu mengorbankan prioritas terhadap penilaian orang lain semata.
Menjadi diri sendiri berarti mempermudah manusia untuk menentukan apa yang penting dan tidak untuk dirinya. Dapat jujur berarti memudahkan kita untuk tahu nilai mana yang perlu diperjuangkan, dikompromikan dan mana yang perlu ditinggalkan. Hal ini juga membuat kita lebih percaya terhadap kemampuan, kecakapan dan keunggulan diri. Seperti kutipan berikut dari Amy Cuddy di bukunya, Presence.
Ternyata untuk dapat percaya pada diri sendiri pun tidak bisa serta-merta, tetapi butuh proses yang dapat kita mulai dengan jujur. Agar kemudian hal baik lainnya mengikuti secara alami.