Beberapa minggu ini dokumenter Netflix yang berjudul Ice Cold lagi jadi trending topic di berbagai social media. Nah, bicara soal “cold”, artikel kali ini gw mau ngobrolin soal “cold” yang lainnya, yang ga ada hubungannya sama Ice Cold, yaitu Cold Calling.
PLOT TWIST!
Itu opening yang gw pikirin dari beberapa hari yang lalu dan sayang banget kalau gw ga pake, karena would be cool bahas dua kata yang sama-sama ada kata cold. Dan semoga temen-temen masih baca ya sampai sini 😜
Anyway…
Mungkin gw mulai dari “Apa itu Cold Calling?”
Pernah ga tiba-tiba kita dapet telepon dari nomor random, terus ternyata pas diangkat, ternyata nomor tersebut dari bank yang nawarin kartu kredit?
Lagi jalan di mall, tiba-tiba ditanya, “Maaf kak, ada waktunya 5 menit aja, kami sedang ingin menawarkan…”
Atau kita lagi berdiri di pinggir jalan abis pulang kerja nunggu ojol dateng, tiba-tiba ada bapak tua yang menawarkan kerupuk dagangannya. Keliatannya dagangannya belum laku dari pagi…
YES, THAT WAS A COLD CALLING!
Jadi, adalah teknik marketing di mana seseorang atau perusahaan menawarkan barang atau jasanya kepada orang yang belum pernah ia kontak sebelumnya.
Dan, saat ini, gw lagi melakukan cold calling untuk menawarkan jasa gw.
Beberapa edisi lalu, gw nulis kalau gw mulai bikin bisnis gw sendiri, Consulting Creator dan Content Productions, karena bingung nyari klien, gw pun akhirnya mencoba melakukan hal yang mungkin agak unorthodox.
Biasanya, atau mungkin cara gw sebelum-sebelumnya adalah ngumpulin portofolio, terus kalau ada yang mau pakai cara gw, gw bakalan ngasih portofolio tersebut ke orang-orang. Cuma permasalahannya, kalau gw aja belum keliatan, gimana mau kasih portofolionya.
Ibaratnya, gw adalah koki dengan nasi goreng terenak di dunia, tapi yang pernah makan nasgor gw cuma orang yang ada di rumah doang. Ya, gw ga bakal di-hire oleh restoran manapun kalau gitu, ga ada yang tau selain nyokap gw.
Dengan cold calling, gw seperti buat nasi goreng di rumah, lalu keliling satu per satu mulai dari tetangga, kasih nasi goreng for free as a tester. Setelah itu, makanya makin banyak orang yang tahu kalau nasgor gw itu enak, bahkan jadi ada yang mau pesen tiap hari buat bekal anak, ada yang minta gw buat bikinin untuk pesta ulang tahun, dan seterusnya.
Nah, kurang lebih gitu analoginya, yang gw lakukan ga jauh beda. gw nge-list beberapa orang yang jadi potential client gw dan mencoba perkecil juga menu apa yang gw tawarkan. Jadinya gw bakal lebih fokus dan lebih on point.
Jadinya, menu gw adalah “Short Video Editing for Education Creator”. Jadi, gw fokusin untuk edit short video seperti reel dengan audience educreator, yang membahas karier, pengembangan diri, mindfulness, dan kesehatan. Lumayan niche dan ada di area yang gw cukup ngerti.
Setelah itu, gw mulai cari, cold call dari Instagram, caranya gimana, mulai dari list following gw, kalau misalnya ada beberapa orang yang dijadikan narasumber dalam suatu acara, gw coba potong kutipan yang menarik dari orang tersebut, lalu gw edit dalam bentuk reels lalu DM orangnya.
Selain Instagram, salah satu area yang lumayan banyak tentang edukasi adalah di LinkedIn, gw juga melakukan hal yang sama di LinkedIn dan nemuin hal lain juga. Karena culture dari LinkedIn lebih ke text, gw akhirnya mulai cold call dengan tawarin jasa Carousel Post Editing. Jadi dari tulisan yang ada, gw ubah ke bentuk carousel post.
Sama juga dengan Twitter, ini gw juga melakukan hal yang sama, biar thread yang ada di Twitter bisa diubah dalam bentuk gambar jadi bisa di-post di Instagram, TikTok, atau LinkedIn.
Dan terakhir, cara yang gw lakuin adalah dateng ke acara conference atau talkshow. gw coba cari tempat duduk terdepan, siapin kamera, lalu rekam speaker yang lagi ngomong di panggung. Setelah itu, kutipannya gw coba edit jadi Reels lalu DM ke Instagram.
Ya, itu yang lagi gw lakuin sekarang dalam proses pertama menjalankan bisnis. So far menyenangkan dan mostly dapet respon yang baik. Sampai gw nulis tulisan ini. gw udah message 15 orang, 9 orang merespon, dan 3 orang udah mau percaya untuk pakai jasa gw. Seneng banget, ternyata bisa juga ya cara kayak gini. Dan targetnya gw mau cold call 100 orang sampai akhir tahun ini.
Sedikit update, jadinya gw pun mencoba ngerucutin Omega Persona yang gw bikin ini jadi lebih ke content productions dulu ketimbang creator consultant-nya karena gw rasa ini salah satu yang gw kuasain. Next, gw baru proyeksikan buat konsultasi dan produksi beberapa hal lainnya selain educreator.
So, that’s the first step, I’m looking forward to sharing more of my progress here!
goodbye 😚👆and good night 👉💥