Tahun lalu, gw mencoba menantang diri gw dengan 100 hari berturut-turut nulis di Instagram dengan hashtag #writingpat. Apa yang ditulis bebas, mungkin lebih ke apa yang gw dapat selama seharian itu. Setelah 100 hari, ternyata gw berhasil dengan challenge tersebut, ternyata kalau memang niatnya ada, bisa dilakukan ya selama 100 hari, ga mikirin bagus atau jelek dulu.
Tahun ini, secara tidak langsung, gw kembali menantang diri dengan membuat konten di Instagram. Kali ini dengan challenge yang lebih menantang dalam bentuk carousel post. Sebenarnya idenya adalah sebagai bentuk second brain gw juga, jadi berfungsi untuk catetan gw, biar inget apa yang telah gw pelajari, jadi sebuah digital garden gw yang bisa dinikmati oleh orang lain juga.
gw pun juga mencoba untuk menggabungkan 2 hal yang menjadi kesukaan gw, self-development dan pop culture seperti anime dan game. Pada cover carousel gw taro minimalist art dari karakter-karakter yang ada, kadang juga merepresentasikan apa yang sedang dibahas.
Berbeda dari #writingpat, gw ga post setiap hari, tapi selang seling, hari ini post, besok ga, lusa post lagi, karena gw rasa ini yang paling pas untuk gw. Sesuai dengan workload kerjaan gw juga. Dan ini gw sudah mulai rutin sejak 1 Juni. Jadi, hingga hari ini, sudah berjalan 4 bulan.
Selain itu, sumber informasi yang gw share dari beberapa artikel, buku, dan newsletter yang gw baca. Rules lainnya adalah apa yang gw tulis harus selaras dengan value gw atau ga gw udah lakuin lah. Jadi walaupun di sumber aslinya ada tertulis “ABC” misalnya, tapi gw sendiri ga melakukan “ABC” maka tidak akan gw masukkan ke Instagram.
Selama beberapa bulan ini, setelah ngulik bikin konten, gw dapet setidaknya 5 hal yang bakal gw bagiin di edisi kali ini:
Belajar Nulis
Ini mungkin paling obvious, tentu saja ketika bikin konten akan bener-bener membiasakan diri untuk nulis. Mungkin yang paling berasa adalah bagian distill atau memilah. Karena gw perlu membuat compact hingga maksimal 10 slide, gw harus puter otak mana yang perlu dimasukan dan mana yang nggak. Mana kata-kata yang perlu dipotong tapi pesan yang disampaikan masih masuk.
More Capturing
Kembali lagi pakai istilah dari Second Brain, yaitu Capturing. Maksudnya adalah mengumpulkan informasi yang ada. Karena gw mau jadiin sebuah end-product berupa carousel post, gw semakin jeli dalam capturing information. “Oh, ini oke nih buat masukin ke Instagram!” yang gw sendiri kaget ketika gw bisa lebih aware terhadap capturing ini.
Mengatur Energi
gw sendiri merasa energi gw sangat terbatas, bahkan kadang ada yang perlu tidur siang dulu sebelum melanjutkan kerjaan-kerjaan lain. Dengan menambah kerjaan untuk bikin konten, gw rasa gw perlu mengalokasikan energi gw juga. Jadi biasanya gw bagi, nulis di waktu sendiri, lalu design konten di waktu sendiri, lalu upload di waktu sendiri.
Tahu Kemampuan Diri
Ini juga alasan kenapa gw upload selang-seling bukan tiap hari. Karena gw merasa kalau tiap hari itu sangat membutuhkan effort buat gw, ga bakal kekejar dan ga bakalan fun. Tapi kalau seminggu 3-4 kali aja, gw merasa formula yang pas, ga kebanyakan tapi ga terlalu banyak yang kosong juga. gw rasa ini penting, kalau misalnya tahu bisanya 1x seminggu, it’s ok juga, kalau ternyata setiap hari bisa, itu juga gpp.
Refreshment
Ketika gw berasa capek dengan kerjaan, mengolah informasi menjadi sesuatu produk, buat gw sangat menyenangkan karena gw senang dengan semua prosesnya. Mencari informasi juga sebagai bentuk belajar gw, designing sesuatu yang gw senang lakukan sejak kecil, dan sharing gw berasa fulfill ketika bisa share apa yang gw suka ke orang lain.
Overall, gw senang dengan membuat konten, apalagi karena dibatasi dalam 10 slide, ini jadi constraint gw sehingga gw bisa menjadi lebih kreatif lagi yang merangsang diri gw.
goodbye 😚👆and good night 👉💥