Tanggal 17 agustus 2024 yang lalu saya mengikuti workshop family constellation yang temanya tentang financial freedom. Sebelum memulai materinya dijelaskan dulu oleh terapis kami yaitu Meilinda Sutanto tentang apa itu family constellation. Family Constellation didefinisikan sebagai sebuah metode terapeutik yang menggunakan sejarah keluarga sebagai alat untuk memahami dan menyelesaikan permasalahan. Cara ini terinspirasi dari Bert Hellinger, seorang psikoterapis asal Jerman.
Salah satu pertanyaan yang saya ajukan ke Meilinda Sutanto : “Saya dibesarkan oleh kedua orang tua yang mempunyai pola pikir yang berbeda tentang saving dan spending yang berbeda 180 derajat, dan saya merasakan betapa sulitnya itu dalam kehidupan saya?”
Jawaban dari Meilinda cukup membuat saya terkejut dan awalnya susah diterima. Beliau berujar bahwa kedua orangtua saya adalah yang paling cocok untuk saya, karena saat kita meminta yang berbeda, pasti yang lahir bukanlah saya tetapi orang lain. Saya merasa kata-kata tersebut sangat susah diterima oleh pikiran. Akan tetapi ternyata, setelah dirasakan dan direnungkan cukup lama, ternyata kata-kata tersebut benar adanya. Saya sudah telah lama menyaksikan hal-hal terbaik dan terburuk yang terjadi dalam pola saving dan spending yang dilakukan oleh masing-masing dari orangtua. Kedua hal yang berlawanan dan bertolak belakang yang saya pikir tadinya menyusahkan malah menjadi hal yang bisa mendukung situasi apapun yang sedang dialami dalam hidup.
Saat mempunyai cukup uang misalnya, saya tidak merasa bersalah membelanjakannya untuk sesuatuyang menambah wawasan, seperti mengikuti kelas bootcamp, membeli buku, atau workshop penyembuhan diri. Saat keuangan mulai terbatas, saya tahu bagaimana menahan diri untuk tetap fokus pada bujet dan tidak overspending. Apalagi menurut filsafat family constellation, ketika kita mengeluarkan uang dengan tujuan untuk menambah ilmu dan wawasan atau proses penyembuhan, giving dan receiving menjadi seimbang.
“Uang adalah milik kehidupan, dan ia dibelanjakan dan diwariskan untuk melayani kehidupan. Uang senang jika berguna dan digunakan. Semua hal yang lebih kaya akan kembali kepada kita.”- Bert Hellinger.
(Dikutip dari buku Family Constellation, halaman 230, karya Meilinda Sutanto.)
Jika dalam sistem keluarga ada uang yang didapat dengan cara tidak baik, maka neraca sistem keluarga akan menyeimbangkan aliran keluar masuk uang di sistem keluarga tersebut. Terapis memberi contoh tentang holocaust atau genosida, dahulu kala banyak orang menjadi pelaku dan korban kejahatan ini dan jumlah korban hingga jutaan orang. Maka sekarang teknologi penyembuhan dan obat-obatan yang maju dan ampuh banyak yang berasal dari negara pelaku. From killer to healer. Bahkan metode famcon ini pun dikembangkan oleh orang Jerman, Bert Hellinger. Jika ada moyang kita di kehidupan sebelumnya yang terlibat dalam peperangan dan menimbulkan korban jiwa baik disengaja ataupun tidak disengaja, bisa jadi keturunannya ada yang jadi penyembuh seperti dokter atau nurse. Tujuannya adalah memulihkan neraca dalam sistem keluarga.
Diceritakan juga oleh Meilinda tentang orang yang datang dengan keluhan anaknya yang mengalami perundungan . Ditanyakan oleh sang Guru, apa profesi orang tuanya, apakah ada pekerjaan yang menyimpang? Ternyata si orang tua ini salah satunya bekerja sebagai akuntan. Akuntan bisa mengakibatkan hal buruk apa,sih? Namun ternyata akuntan ini bekerja untuk mafia yang terlibat pencucian uang dan tentu mafia ini dalam pekerjaan termasuk melakukan bully terhadap korban. Itulah sebabnya, anak ini mendapatkan perlakuan bully dari teman sekolahnya. Namun begitu orangtua ini pindah kerja dari tempat awalnya, maka perlakuan bully terhadap anaknya berhenti. Sebab inilah, kalau anak kita dibully, cek dulu apa saja yang dikerjakan kedua orangtuanya dalam hidup kesehariannya? Pekerjaannya? Koreksi diri dan runut dulu akar masalah. Bisa jadi ada sebab akibat di situ. Meskipun begitu, perlakuan bully tetaplah salah dan tidak dapat digeneralisasi oleh satu sebab saja. Mohon cari bantuan profesional jika anak anda mendapat perlakuan bully.
Kisah singkat di atas adalah salah satu highlight yang disampaikan dalam workshop ini. Family Constellation sendiri sudah dipraktekkan di 35 negara dan terus bertambah. Biasanya, sesuai tema workshop, selalu diadakan asesmen singkat untuk mengecek kondisi kita. Jika yang diulik adalah tema keuangan, maka pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana kaitan kita dengan uang akan diajukan di dalam kelas. Contoh pertanyaan-pertanyaan tersebut antara lain:
Apakah kamu dan keluargamu seringkali bertengkar soal keuangan?
Apakah kamu atau keluargamu pernah mengalami kebangkrutan?
Apakah keluargamu mengontrol anak-anaknya dengan menggunakan uang?
Apakah kamu mempunyai hubungan yang harmonis dengan kedua orang tuamu?
Pertanyaan seperti ini bertujuan untuk mengetahui posisi masing-masing peserta yang hadir. Mereka sedang dalam fase yang mana saja dengan menghitung jumlah total jawaban ya dan tidak. Yang pasti, hubungan antar keluarga yang harmonis akan membuat dampak positif dalam kesejahteraan keluarga.
Setelah asesmen dan penjelasan, kita akan diajak untuk masuk ke sesi berikutnya yang buat saya paling berkesan yaitu role play. Role play inilah yang membuat sesinya istimewa karena disinilah semuanya akan dibongkar dan diusut tuntas sampai ke akarnya. Apakah kita hanya menjadi penonton saja atau mengikuti peran dalam role play, semuanya mendatangkan efek yang kuat, terutama dalam proses berubahnya persepsi kita terhadap situasi yang sedang dihadapi. Buat saya pribadi, Workshop Meilinda selalu ada hal baru untuk dikupas dalam diri. Jika sebelumnya saya datang dengan intensi memaafkan orang yang menyakiti, maka workshop tentang keuangan kali ini membantu saya untuk tidak reaktif dengan segala kejadian terkait keuangan dan pengeluaran. Uniknya lagi, setelah workshop, para peserta diminta untuk tidak menceritakan tentang apapun yang terjadi di kelas selama satu bulan, tujuannya supaya energinya bisa termarinasi dengan menyeluruh dan sel-sel tubuh kita bekerja maksimal menyerap energi pemulihan dari family constellation.
Dalam teori perilaku, trauma yang terjadi sepanjang pertumbuhan diri kita dapat memengaruhi hubungan kita dengan orang lain, yang mana seringkali mengakibatkan kecemasan. Bagi saya ketakutan-ketakutan yang terus menerus ini hadir di dalam menghadapi banyak hal dalam kehidupan sehari-hari. Padahal ketakutan tidak selalu terjadi, namun entah mengapa begitu kuat manifestasi rasa takut dalam diri saya. Memproses trauma diri dengan metode family constellation dengan didampingi oleh terapisnya ini dapat membantu saya untuk lebih baik menghadapi keseharian dan hubungan antar keluarga dan orang lain. Semuanya berawal dari memberanikan diri untuk ikut terapi ini. Efek yang saya rasakan adalah mampu mengatasi kesulitan dengan jauh lebih baik, baik secara mental dan fisik. Jika sebelumnya saya bisa merasakan kecemasan berhari-hari, sekarang jauh berkurang. Saya juga belajar memaafkan kedua orangtua dan menerima kondisi mereka, juga mencintai mereka sama banyaknya. Tangki cinta saya yang kosong sekarang terisi penuh kembali, sehingga saya pun bisa menyayangi keluarga dengan lebih baik dari sebelumnya.