Katanya, kunci dari sebuah hubungan adalah komunikasi. Ga jarang, kita nemuin di beberapa kesempatan ketika ada yang tanya, “rahasia dari pernikahan langgeng apa sih?” dan rata-rata orang menjawab “komunikasi”. gw pun cukup setuju dengan jawaban tersebut, tetapi gw merasa komunikasi aja ga cukup.
Bukan cuma soal romantic relationship ya, hubungan pertemanan, hubungan antara orang tua dan anak pun butuh berkomunikasi. Cuma, selain komunikasi itu sendiri, gw rasa tujuan berkomunikasi pun juga perlu jelas, terutama untuk diri kita sendiri.
Ngutarain apa yang kita rasakan itu sangatlah boleh, malah ini dia yang bagian penting dari hubungan., “I feel (something something)” ketika kita tidak memendam apa yang dirasakan, lalu jujur kepada lawan bicara kita, terutama jujur juga kepada diri sendiri, ga mengecilkan perasaan sendiri.
Akan tetapi, menurut gw, sering kali ketika tujuan dari kita berkomunikasi itu sendiri kurang tepat. Ketika berkomunikasi, kita bergantung pada output dari orang lain. Hal yang paling sering terjadi yaitu: pengen orang lain berubah, they will not change, dan itu ego banget yang main.
Terus buat apa dong ngomong kalau orang lain ga berubah?
Mungkin bisa lebih baik jika address the feeling dengan tujuan berikut:
Boundaries
Agar kita tahu seberapa batasan diri kita. Ketika ada batasan yang terlanggar, kita bisa berkomunikasi, jadi kita pun bisa menghargai diri sendiri.Self-Expression
Tentunya agar kita bisa bersuara, bukan cuma tentang masalah batasan, tapi juga tentang hak kita untuk berpendapat.Self-Awareness
Dan yang paling penting adalah self-awareness ini. Kita jadi makin tahu diri kita. Ternyata kita sukanya A dan ga suka B. Kita suka kalau dipeluk tapi ternyata kurang suka ya dikomentarin penampilan.
Oh iya, ini berlaku juga untuk hal yang rasanya positif maupun negatif ya.
Nah, ngomong ini penting diungkapkan kepada orang yang tepat, orang yang bersangkutan, karena kalau ga dilakuin, nanti keluarnya ga tepat sasaran.
Ketika misalnya kita masih berharap output dari orang lain, maka bakal ada kata-kata seperti ini:
“Udah dibilang, tapi ga ada perubahan”, ya balik lagi, bukan merubah orang lain tujuannya.
Namun, tentu perasaan ga nyaman ketika masih status quo seperti itu i, berarti kan ada imbalance ya di relationship. Ketika udah disampaikan tapi ga ada situasi yang berubah, pilihannya ya balik ke diri kita lagi, bukan ke lawan bicara.
Antara kita yang berubah, menyesuaikan. Apakah bisa?
Kalau ga bisa, mencoba berdamai dengan status quo ini, apakah bisa?
Kalau masih belum, ya coba saling berkompromi, apakah bisa?
Atau mundur sejenak terlebih dahulu? Bisa jadi kalau tidak ada jalan, cut the ties, tinggalkan hubungan dengan baik-baik.
Semoga kita bisa lebih baik lagi ya dalam berkomunikasi.
—
C•P•S
Capture • Project • Spark