Hal yang paling bingung dari nulis artikel edisi kali ini adalah apakah ini termasuk skill baru atau bukan ya.
Di awal tahun gw lagi coba berkomitmen untuk mencoba 1 skill baru di setiap bulannya. Bulan pertama gw belajar kopi, lalu digital art, dan yang terakhir adalah B4 Formats.
Pada edisi kali ini, gw lagi belajar bikin art merchandise. Yang bikin bingung sebenernya adalah ini skill turunan dari digital art. Cuma karena kayaknya ada banyak hal yang gw kerjain di luar gambar, maka gw jadiin skill baru ke-5 di tahun ini.
Anyway, memang dari awal gw belajar digital art adalah buat jualan di art market, dan kali ini bisa dibilang bigger vision dari sekedar jualan di art market, yaitu bikin art brand sendiri yaitu Voxlore.
Apa itu Voxlore?
Collectible Divination Card Games yang menggabungkan elemen-elemen dari divination system seperti Tarot, oracle, Bazi, dan Human Design dengan elemen-elemen dari role-playing games.
Perjalanannya ternyata ga semulus yang dibayangkan, bukan cuma gambar terus bisa dicetak, tapi ada beberapa hal yang bisa diperhatikan. Bahkan gw ikut workshop juga dari Fatlamp.
Beberapa hal yang gw pelajari ketika bikin brand ini:
Punya Visi
Brand baru mulai atau masih kecil? Punya visi mau diapain itu penting. Mungkin ada yang bilang “gue ikutin arus aja” ya boleh sih kalo mau gitu, tapi buat gw mau jadi kayak apa itu penting nentuin arah. At least, tahu mau kayak gimana, “oh gue mau bikin ini jadi kayak Pokemon” itu udah kebayang arahnya dan ga terlalu tinggi juga. Dan ketika agak belok arahya, ya it’s ok juga.
Slow down
Walaupun bisa langsung buat karya yang besar, tapi tetep gw rasa step by step perlu, dan slowing down. Karena justru di situ prosesnya. Walaupun misalnya punya banyak duit, crafting ternyata perlu waktu, makin kebayang juga kita maunya apa, duitnya pun ga kebuang sia-sia karena hal seperti salah perhitungan atau “kena tipu” vendor. Mengerucut terus dan akhirnya udah ada dasar, oke ini sesuatu yang gw mau.
Mendengarkan Orang
Mendengarkan orang, walau kita merasa orang yang berkomentar itu salah. Karena bisa aja dia ada benernya. Yang gw pelajari adalah, walaupun menurut gw ada beberapa saran dari seseorang 90% menurut gw ga bener, jelek, ataupun ga cocok sama sekali, tapi gw mau coba denger dan ulik lebih dalam bagian dari 10%nya itu yang kayaknya bener. Mungkin kita ga ikutin 100%, tapi dari 10%nya itu kita bisa belajar. Let go your ego juga.
Keep it Simple
Pada akhirnya, simplify. Apakah brand kita bisa dikenal dengan sangat simpel. Seperti Pokemon yang tadi gw udah sebutin, universe-nya besar, fitur-fitur dalam game-nya banyak, tapi kalau bisa simplify, Pokemon adalah sebuah ‘game menangkap monster’ aja.
Jadi, itu yang gw pelajari dari zero to one di merchandise ini. Perjalanannya masih panjang, tapi bisa ngeliat cahaya di ujung terowongan, cuma perjalanannya aja yang memang harus dilewati.
—
C•P•S
Capture • Project • Spark