Apakah kamu pernah mengulang resolusi dari tahun-tahun sebelumnya? Kalau iya, aku juga pernah, kok. Mengulang resolusi dari tahun-tahun sebelumnya membuat aku merasa seperti jalan di tempat alias gak berkembang. Saat menulis resolusi untuk tahun berikutnya pas dilihat kok gak ada yang berubah, malah terkesan sama aja seperti tahun-tahun sebelumnya. Akhirnya, aku jadi merasa gak perlu menulis resolusi lagi dan melakukan refleksi akhir tahun hanya setengah hati alias gak mendalam.
Tanggal 29 Desember 2021 lalu, aku mengikuti diskusi Annual Review bersama Lagi Ngulik. Dari diskusi ini, aku mengenal yang namanya Project dan Domain dalam menulis resolusi. Apa itu project dan domain dalam resolusi? Sederhananya, project adalah suatu hal yang ingin kita lakukan dengan batas waktu tertentu, misalnya ingin membaca 10 buku selama tahun 2022. Hal ini termasuk ke Project karena kita paham tujuannya adalah menyelesaikan membaca 10 buku dalam satu tahun ke depan. Sedangkan Domain adalah hal-hal yang tidak terikat oleh waktu, tidak ada masa habisnya, akan selalu dilakukan dalam standar minimum menurut kita. Contohnya adalah rutin mencatat pengeluaran harian atau menyisihkan 2% gaji untuk sedekah. Selengkapnya tentang Project dan Domain dapat kamu baca di https://radreads.co/10k-task-management/ atau
Dari mengenal konsep Project dan Domain, aku jadi lebih dimudahkan dalam menulis resolusi tahun baru. Aku mampu mengkategorikan mana hal-hal yang memiliki batas waktu dan perlu dibuatkan jadwal khusus untuk menyelesaikannya serta mana hal-hal rutin dan perlu adanya konsistensi dalam melakukannya. Dengan begitu, resolusi yang aku bikin jadi lebih jelas dan tidak membingungkan.
Aku teringat dengan salah satu pertanyaan teman ketika berdiskusi tentang Annual Review ini (lupa siapa yang nanya) kalau tidak salah tentang resolusi untuk berolahraga agar bisa menurunkan berat badan. Kalau misal berat badan kita sudah turun sesuai dengan goals kita, lalu selanjutnya kita ingin tetap berolahraga agar sehat, bagaimana sebaiknya resolusi yang harus kita buat? Nah, di sini kak Vinka menjelaskan tentang pentingnya mengkategorikan resolusi ke dalam project dan domain, jadi kita tidak akan bingung lagi tentang resolusi yang kita buat.
Memahami project dan domain dalam membuat resolusi membuatku menyadari satu hal, mungkin resolusi kita dari tahun-tahun sebelumnya yang terulang itu sebenarnya termasuk ke dalam Domain dan hal itu sangat wajar, bukan berarti kita gak bertumbuh. Mengukur bertumbuh atau tidaknya kita juga tidak hanya bisa dilihat dari resolusi tahun ke tahun, ada banyak variabel yang menentukan. Saat ini, cara paling mudah mengukur seberapa baik kita bertumbuh adalah dengan melakukan refleksi dan kontemplasi.
Bagaimana menurutmu? Sudah tertarik ingin membuat resolusi dan mengkategorikannya sebagai Project atau Domain?