Sejak pandemi tahun 2020 yang lalu, semakin banyak orang yang jadinya melek keuangan. Banyak yang jadinya ngatur duit lebih bijak lagi, sampai melakukan investasi di reksa dana maupun saham. Termasuk gw yang juga jadinya investasi dan mencoba mengatur duit keluar-masuk.
Tapi, ternyata buat gw, mengatur duit keluar-masuk agak membingungkan. Terutama bagian duit keluarnya. Bukan karena terlalu banyak spending, justru karena gw sangat jarang sekali spending.
Kalau pakai aturan 50:30:20, 50 untuk kebutuhan, 30 untuk “keinginan”, dan 20 untuk ditabung, rasanya kurang cocok buat gw. Malah adanya terbalik, 50 untuk ditabung, 20 untuk kebutuhan, dan 30-nya gw rasa gw ga banyak “keinginan” yang perlu sampai 30% dari penghasilan sebulan.
Hal ini, membuat gw bertanya-tanya, sebenernya “keinginan” gw apa ya yang gw rela untuk spending?
Fast forward ke 5 tahun kemudian, saat banyak seruan hidup makin susah, terus wacana PPN yang mau dinaikan, serta layoff di mana-mana, pertanyaan ini kembali hadir di beberapa postingan influencer keuangan.
Ajakan dari para ahli finansial ini adalah lebih untuk berhemat dan jika mau spending untuk “keinginan”, cobalah untuk spend di 1 hal yang benar-benar kamu suka.
Pertanyaan ini lebih mengerucut sekarang. gw jadi mikir, sebenernya apa “keinginan” yang bener-bener gw suka dan gw rela untuk mengeluarkan uang?
Apakah film? Ternyata nggak juga. Walaupun gw suka nonton, tapi ternyata banyak film yang terlewatkan juga. Tahun ini aja kayaknya gw belum nonton bioskop. Bahkan, film-film Marvel aja sekarang banyak yang kelewatan.
Apakah di musik? Emang sih gw langganan Spotify, tapi ketika bagitu banyak konser yang ada di Jakarta dalam setahun terakhir, ga ada satu pun yang gw nonton secara langsung.
Apakah di makanan? Atau pergi nongkrong di cafe? Ga juga, gw lebih banyak makan di rumah.
Ternyata, ngomong-ngomong soal cafe, gw jadi keinget kalau tahun ini gw kan mulai belajar bikin kopi. gw berani spend untuk belajar bikin kopi.
Apa jangan-jangan ini yang “keinginan” gw yang selama ini gw cari-cari?
Bukan di kopinya, tapi “keinginan” gw ada di soal skill. gw berani spend ketika berhubungan dengan skill.
Selain alat-alat kopi, gw baru aja spend di iPad untuk berlatih gambar yang harganya lumayan juga sebenernya, padahal kalau mau beli tiket konser yang harganya di bawah itu masih mikir berkali-kali. Kalau kita track back lagi ke belakang, gw juga berani spend untuk skill baru seperti muay thai.
Sementara kalau nonton konser gitu, ga ada hubungannya sama skill, jadi gw ga terlalu mau spend ke sana. Bahkan, experience pun, seperti traveling, gw pun ga terlalu ada niat spend ke sana.
So, akhirnya gw menemukan pos pengeluaran gw di “keinginan” apa, dan ternyata sejalan juga sama series yang lagi gw bikin di Lagi Ngulik ya setelah gw connecting the dot.
Dan pertanyaan berikutnya, how about you? Di hal apa yang kamu rela spend sebagai bentuk “keinginan”?
goodbye 😚👆and good night 👉💥