Hey! Wuddup, wuddup? Welcome back to #WKWK a.k.a #WibiKepoWibiKepo. Waktu 23 Maret 2021 kemarin, kita ngulik bareng soal proses kita dalam bekerja. Kita sering nemuin diri kita kerja, lalu sampe lupa diri dan akhirnya sakit. Gimana biar selalu inget fase kerja kita biar jangan sampe kelewat batas dan sakit? Ini dia rangkuman bahasan #WKWK yang lalu.
Pengalaman temen-temen di #WKWK
Ada macem-macem pengalaman yang dibagi & akan gw tulisin dalam poin-poin singkatnya aja ya:
Ada yang cerita pernah lagi sering-seringnya lembur dan suatu ketika kena jatuh sakit yang didiagnosa dokter kena vertigo. Di titik itu lalu sadar kalau memang lingkungan kerja dan overtime work gak baik, baik secara relationship, maupun ke kesehatan pribadi. Gladly, sekarang sudah pulih dan hanya kambuh saat kecapekan.
Ada temen kita yang waktu kuliah dulu lagi semangat-semangatnya dan sibuk banget ngambil banyak SKS, ditambah kuliah praktik, juga ngambil job ngelesin. Berakibat sampe lupa untuk minum, sehingga terkena diagnosa infeksi saluran kencing dan pembengkakan ginjal. Dari sana, temen kita sadar kalau memang bekerja berlebihan sampai lupa minum itu ga baik.
Lain cerita yang pas lagi di kuliah karena terlalu sibuk sama kegiatan di himpunan sampe terkena maag bahkan air putih aja dimuntahin. Atau momen di kerjaan yang sampe kena tipes pas lagi masa sibuk-sibuknya mondar-mandir sana sini. Setelahnya, temen kita ini selalu inget buat intake vitamin dan boost-up tenaga, dan inget diri kalau udah sampe kecapekan juga.
Gak hanya capek fisik, pengalaman yang dibagi adalah capek ke mental karena harus kepikiran kerjaan dari klien… yang ternyata orang di circle sendiri. Walhasil di luar jam kantor pun harus menghadapi kerjaan dan jadi kepikiran. Poin penting dari share teman yang satu ini adalah jika kerjaan itu tidak selalu dibawa-bawa dan kita harus inget batas. Akan sangat baik kalau kita bisa komunikasiin ke atasan soal pengertian batasan-batasan ini.
Kalo tadi temen kuliah, ada nih, yang pas waktu mau kuliah ambisnya gila-gilaan biar bisa dapet kuliah di tempat idaman. Eh, belajarnya keras, ternyata hasil ajarannya juga keras ke dia. Pas test, dia sampe drop dan sakit. Untung survive selama test. Akhirnya abis test, semingguan sakit deh. Karena kena sakit ini, ia kemudian belajar untuk mengatur waktu lebih baik dan inget waktu istirahat.
Pengalaman mobilitas kerja dan demand yang tinggi bisa berakibat sakit dan paru-paru kecapekan. Temen kita ini share soal menerapkan self-care di pekerjaan, mampu membahagiakan diri kita dengan hal-hal kecil dalam kesempatan yang kecil juga, dengan semaksimal mungkin. Misalnya nyempetin tidur nyenyak di sela-sela istirahat kantor, makan enak, ngobrol asik, dll. Juga investasi jangka panjang ke barang yang membuat diri nyaman.
Sebuah trik yang dibagi dalam diskusi misalnya soal pentingnya misahin WA antara kerjaan dan WA pribadi, dan ngebagi waktu untuk membalas-balasnya. Jangan sampai waktu pribadi diganggu sama kerjaan, diganggu sama orang-orang yang merasa urgent. Oh juga trik lain, ambil liburan di low season.
Gak cuma pengalaman kerja, kumpul virtual bareng temen sampe subuh terus pun bisa membuat kecapekan dan akhirnya ngedrop. Dari situ bisa diambil pelajaran: tubuh gak boleh dipaksa ngelebihin bedtime, dan penting untuk ngikutin bedtime yang teratur.
Jadi gitu sedikit cerita dari diskusi saat #WKWK kemarin. Udah sedikit keliatan pattern dari cerita di atas? Mari kita lanjut bahas.
Trigger Ketika Overwork
Dari yang diceritain temen-temen, bisa diambil kalau ketika kita merasa kerjaan udah melebihi batas (dalam arah yang gak baik) itu ketika udah sampe ‘kena getahnya’. Entah itu sampe sakit yang bikin kita gak enak, bahkan harus istirahat, atau bahkan ketika emosi kita udah capek banget.
Gak cuma ketika ‘kena getahnya’ aja, kita juga bisa mendapatkan trigger kalau udah cukup overwork, dari orang-orang yang ngingetin di sekitar kita. Tentunya dari orang yang kita percayai pendapatnya. Bisa jadi mereka mengamati perubahan secara fisik karena terlalu stress/overwork, misalnya keliatan pucat atau lemas. Bisa jadi juga mereka mengingatkan karena relationship atau emosi kita yang udah cukup berantakan.
Tentunya ini jadi pengingat awal sebelum kita sampe keburu ‘kena getahnya’ gara-gara overwork.
Pelajaran dari Overwork
Dari diskusi di atas, cukup bisa disimpulin: overwork sampe akhirnya sakit itu gak enak. Banyak juga yang cerita kalau mereka abai sama satu hal yang dianggap sepele dalam pekerjaan. Misal: lupa waktu istirahat, lupa minum, lupa batasan antara kerjaan dan kehidupan pribadi, dan lupa waktu. Hal-hal ini kita anggap sepele, tapi kalau kebanyakan dilupakan, akhirnya bisa menjadi bom waktu juga jika terlalu menumpuk.
Jadi, ada beberapa hal yang perlu diinget sebagai tips nih.
Jangan lupa untuk ambil jeda istirahat di sela-sela bekerja
Jangan lupa juga istirahat yang cukup
Inget-inget untuk minum
Inget-inget untuk ngambil ‘liburan’ dikit waktu kerja
Inget soal batas antara kehidupan kantor dan kehidupan pribadi
Paham diri kita batasnya sampai di mana
Paham sinyal dari sekitar atau dari sendiri kalau-kalau kita sudah sampai overwork
Komunikasikan dengan kolega/atasan soal hambatan yang kita alami dalam bekerja.
Mindset Soal Bekerja yang Perlu Diingat
Dari tips itu, secara garis besar, bisa disimpulkan bahwa mindset yang diperlukan untuk self-care di pekerjaan adalah:
Paham diri
Paham diri yang dimaksud di sini adalah bagaimana kita mengelola energi 100% dalam hari ke hari, dan dalam jangka panjang. Hal ini karena berkaitan dengan pembagian hidup kita, yang gak diisi 100% dengan kerja, ada kehidupan pribadi yang harus dijaga, relationship yang harus dibina, dan kesehatan mental dan jasmani yang harus diingat selalu. Maka dari itu, terlalu menempatkan diri kita dengan bekerja secara berlebihan rasanya kurang bijak yaa. Dari referensi, kalau kita bekerja sampai >55 jam per hari, kita punya kesempatan lebih tinggi terkena serangan jantung atau stroke. Efeknya gak terasa sekarang, tapi akan terasa setelah perlahan-lahan menumpuk sesuai usia.
Dengan kerja dan kaitannya untuk mengelola energi kita, perlu ada yang namanya istirahat. Kalau dalam jangka waktu tahunan, ada hak untuk mengambil cuti. Ketika mengambil libur, kita akan mengurangi stress kita ketika kembali bekerja. Walau di masa sekarang ini sulit untuk mengambil liburan dengan adanya resiko kesehatan. Kita tetap bisa mengambil waktu kita untuk liburan dengan kegiatan lainnya. Atau, sesuai cerita dari salah satu teman, kita harus mengingat untuk memanfaatkan istirahat yang ada semaksimal mungkin, walaupun itu dalam waktu-waktu yang kecil.
Hal kedua yang perlu diingat soal paham diri dalam bekerja adalah soal mental dan motivasi kita dalam bekerja. Kalau kita punya alasan yang tergerus, atau alasan yang redup, secara perlahan, akan berpengaruh ke performa kerja. Tentunya, alasan kita merasa capek ketika bekerja akan datang dari beragam hal: lingkungan, kesulitan pekerjaan, benefit, faktor luar, dan lain-lain.
Untuk alasan tingkat kesulitan dan waktu bekerja, sebelumnya pernah dibahas soal konsep FLOW yang dijelaskan oleh Mihaly Csikszentmihalyi bagaimana mengatur kegiatan yang kita lakukan ke dalam 8 kuadran FLOW. Tujuannya untuk mendapat keseimbangan antara stress bekerja, relaksasi, dan juga pengembangan diri di dalamnya.
Few last word
So, buat teman-teman Lagi Ngulik, penting buat diinget untuk selalu jaga kesehatan kita baik mental maupun fisik di saat kita bekerja. Jangan lupa untuk mengambil istirahat, dan jangan lupa untuk minum. 8 gelas sehari. Air putih. Maksudnya air mineral: aqua, evian, tap water, Pellegrino. Bukan air putih maksudnya vodka, susu, atau air cucian beras yaa.
Further read