#AbisNgulik: Sharing Newsletter
Di hari Rabu, 3 November 2021 yang lalu, Vinka & Devon berbagi pengalaman selama hampir 8 bulan mengelola newsletter Lagi Ngulik. Berikut beberapa hal yang disampaikan serta jawaban dari pertanyaan yang berasal dari teman-teman partisipan.
Apa itu newsletter?
Dalam Bahasa Inggrisnya, bisa diartikan menjadi:
Tool used by businesses and organizations to share relevant and valuable information with their network of customers, prospects and subscribers (regularly) - brafton.co.uk
Kalau versi Bahasa Indonesianya secara singkat: buletin.
Apa yang berbeda dari newsletter sekarang dan dulu?
Ada beberapa perbedaan, yaitu sebagai berikut:
Paywall & subscribers: dalam newsletter berbentuk digital, sekarang dimudahkan dengan platform yang memiliki paywall untuk membayar biaya berlangganan.
Platform: Substack & Revue adalah 2 platform yang terdepan dalam memfasilitasi digital creator menggunakan newsletter tanpa perlu pengetahuan atau skill yang advanced.
Niche & curatorial needs: dengan semakin banyaknya informasi yang tersedia, saat ini audiens tidak kekurangan dan malah overload. Sehingga dibutuhkan sumber informasi yang terpercaya & dapat memenuhi kebutuhan audiens (yang seringkali sangat spesifik & tidak dipenuhi oleh media mainstream).
Contoh kasus: Dr. Richardson yang masuk top 10 newsletter di Substack dengan pendapatan lebih dari 1 juta dollar dalam 1 tahun terakhir.1 Beliau memiliki newsletter yang menanggapi fenomena politik terkini dan menjelaskannya sehingga kontekstual dan mudah dipahami.
Bagi Vinka & Devon, mengapa memilih newsletter sebagai medium berbagi?
Ada tiga alasan, yaitu:
Cadence: seberapa sering kami mampu untuk publish. Dua mingguan terasa pas bagi kami untuk bisa berkelanjutan menulis.
Writing online: elevating your thinking, well-documented & compounding effect.
Phase seedling Vinka & Devon. Kami saat ini sama-sama dalam fase menabur benih dalam bentuk tulisan hasil belajar kami.
Bagaimana Vinka & Devon mengelola newsletter?
Referensi utama dari Ness Labs yang dibuat Anne-Laure Le Cunff dan beberapa newsletter lainnya. Namun, seiring berjalan waktu punya 'template' & sistem (reminder kontributor, bikin event, event rutin, evaluasi berkala).
Bagaimana cara menentukan topik di tiap edisi?
Bisa dari pengalaman "ngulik" selama 2 minggu terakhir. Ataupun 'keresahan' atau pertanyaan yang sedang mencoba dijawab. Kemudian baru benang merah/tema edisi baru disimpulkan ketika semua submission masuk.
Bagaimana cara membiasakan menulis?
Ada beberapa cara yang Vinka dan Devon terapkan, yaitu:
Karena sudah berkomitmen untuk mempublikasikan newsletter, jadi ada urgensi untuk menulis.
Membiasakan menulis dengan menulis. Bisa dimulai dengan mencatat apapun.
Jika punya ide/pertanyaan, tulis 'fastly & furiously'.
Menjadwalkan waktu menulis. Tidak mulai dengan 'kertas kosong', tapi dari bank ide/catatan di poin sebelumnya.