Jumat, 28 Mei 2021 ketika Lagi Ngulik edisi #06 terbit, di hari yang sama adalah #writingtap hari ke-60. Apa itu #writingtap? Usaha saya untuk rutin menulis & post setiap hari di akun Instagram.
Pertanyaan yang paling banyak muncul sejauh ini: bagaimana caranya untuk bisa konsisten? Alih-alih menjawabnya sendiri, saya ingin kembali pada sebuah kultwit 9 tahun lalu dari almarhum pak Bondan “Maknyus” Winarno tentang bagaimana menjadi foodies. Kultwit ini menurut saya sangat relevan untuk diterapkan tidak hanya untuk menjadi reviewer makanan, tetapi banyak subjek lain yang ingin ditekuni dan menjadi ahli di bidang tersebut.
Berikut utas lengkapnya:
Mulailah 'memelihara' food diary (di buku kecil, notes di HP, dll) ttg makanan/minuman yg Anda nikmati. Catat namanya dgn benar.
Catat nama dan alamat tempat Anda makan. Catat juga experience Anda ttg makanan/minuman yg dinikmati secara agak rinci.
Bila perlu, buat foto dari makanan/minuman itu. Catat harga. Bila berguna utk Anda, catat koordinat latitude/longitude tempat tsb.
Tambahkan/mutakhirkan catatan bila Anda mendapat info lain. Google untuk mendapat bandingan dgn pengalaman orang lain.
Mulailah berkesadaran utk menjadi orang yg resourceful. Bukan orang yang bertanya, lalu lupa, lalu bertanya lagi.
Jangan bertanya bila Anda tidak mencatat. Anda semua bisa menjadi pemerhati kuliner andal bila alatnya bukan sekadar lidah/perut
Nampak sederhana? Ya, memang. Tapi menusuk di beberapa kalimat yang ditebalkan, terutama bagi saya yang susah istiqomah dalam menjalani hobi atau pekerjaan. Saya kerap bosan, mudah tertarik hal baru dan lupa hal lama. Mari kita coba ulik lebih dalam satu-persatu
Detil
Dalam kultwit tersebut, Pak Bondan menyebutkan tips yang agak "lain": pencatatan koordinat latitude & longitude tempat kuliner, pemutakhiran catatan. Rasanya kok terlalu ndakik-ndakik dan di awang-awang ya tentang koordinat posisi tempat makan. Memang sih, jejaring sosial seperti (dulu) foursquare atau Google Maps saja sudah bisa membantu kita untuk melakukannya. Tetapi, apa sebegitu penting? Sisi lain di otak saya menjawab, tentu penting! Standar apa yang kira-kira bisa digunakan dan telah disetujui dunia untuk menyatakan tempat? Di film-film saja, ketika menentukan target, memakai koordinat pula kan? He just try to bring you further than you're imagined: world standardization.
Well, sedikit melompat. Jujur saja, saya dulu sangat skeptis sekaligus iri terhadap "wisata kuliner" yang dipandu oleh Pak Bondan Winarno. Bagaimana tidak, siapa yang mampu menandingi kaya adjektiva jurnalis yang laporan investigasinya diakui dunia1? Investigasi menuntut kejelian, kepandaian merekam informasi dan kemampuan deskripsi yang tajam dan presisi. Lha sudah biasa dengan kasus besar, kok sekarang jadi "kasus kecil-kecil" yaitu makanan. Tapi ujung-ujungnya saya harus mengakui kekaguman pada cara Pak Bondan menerapkan metode beliau, tak peduli besar-kecilnya kasus: (super) detil.
Resourceful
Saya belum menemukan padanan kata asing ini. Artiannya dapat merentang dari kreatif, cerdik, pandai, hingga jujur. Resourceful mampu merekam seluruh sifat-sifat tersebut menjadi satu. Jika dijabarkan seperti apa itu 'menjadi resourceful'? Maka yang paling mendekati penjelasan Pak Bondan adalah orang yang mampu menghargai informasi yang ia dapat, menyimpannya baik-baik dan dimanfaatkan di saat yang tepat.
Kalau dingat-ingat, rasanya memang sering saya jengkel pada orang yang seusai bertanya lalu bertanya lagi atas penjelasan yang sama. Saya juga lebih jengkel kepada diri saya sendiri ketika ada di posisi tersebut hanya karena lupa tidak mencatatnya dengan baik, atau lebih parah, lupa mencatatnya di mana.
Konsisten
Kata ini adalah salah satu topik yang teratur saya refleksikan tiap-tiap waktu. Bukan apa-apa, tetapi ini memang penyakit lama dan sering kambuh bagi saya, hingga perlu rasanya berkali-kali mengingatkan diri sendiri. #writingtap adalah upaya untuk melepaskan idealisme yang terkadang surreal. #writingtap melatih saya untuk menanamkan “just enough”. Cukup untuk bisa menulis, tak peduli apa temanya. Cukup untuk menulis & berlatih mengartikulasikan apa yang ada di kepala, tak perlu berpikir untuk menginspirasi dan beban lainnya. Seperti yang dituliskan Jake Knapp & John Zeratsky dalam Make Time (dalam konteks contoh berolah raga):
“Making the shift to daily doable exercise might mean giving up bragging rights. It might mean letting go of the ideal activity in favour of the workout you can actually do consistently. Making this mental shift is tough. We can’t do it for you, but we can give you permission: It’s okay to not be perfect.
Mengapa kutipan ini beralasan seperti ini? Karena akan ada saat dimana kehidupan terasa berat & ujian berdatangan seperti mengalami sakit, maka tidak masuk akal untuk memaksa diri push-up 35 kali selayaknya hari lain. Showing up dan melakukan stretching sudah cukup. Konsistensi akan mampu terbentuk saat mental shifting ini dilakukan.
Ketika dibaca berulang kali, bahkan 9 tahun setelah kultwit ini dituliskan pak Bondan, semakin terasa bahwa hal-hal ini (ketekunan, atensi pada detil dan being resourceful) tetap menjadi bahan utama untuk dapat mendalami suatu subjek. Untukmu yang juga berusaha untuk konsisten, semangat!
Bondan Winarno menerbitkan buku Bre-X: Sebungkah Emas di Kaki Pelangi (1997). Buku ini adalah laporan jurnalisme investigasi yang mengungkap manipulasi yang dilakukan perusahaan mineral Bre-X asal Kanada yang menambang emas di Busang, Kalimantan Barat
Aku dianggap keluargaku sebagai anak yangg resourceful, hal kecil seperti langganan viu, benerin hp/laptop/wifi, urus surat abcd di kantor kependudukan, bahkan sekedar translate arti kata bahasa Inggris seperti whistle blower pun ditanyakan oleh bapakku. Seringnya sih mangkel, kok kaya gini aja nggak bisa nyari di mbah google. Tapi aku lalu menyadari bahwa ya memang minat baca di sekitarku lumayan rendah, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk bertanya ketimbang riset sendiri as easy as googling. Well, thank you mbak Vinka for this article, jadi reminder, sepertinya aku harus mulai archive apapun yang sudah akun pelajari sehingga bisa makin mancep di sanubariku dan bisa recall kapanpun aku butuh tanpa harus bingung-bingung buka browser. Be resourceful!