Beberapa minggu yang lalu, gw menghadiri acara Ideafest, sebuah conference yang ngebahas bisnis dan industri kreatif tahunan.
Seperti biasa, gw dateng bukan cuma hanya peserta, tapi untuk jadi “videographer” Devon. Kali ini gw ngerekamin sesi talkshow dari Meilinda Sutanto, seorang Family Constellation Therapist dan Stephanie Hermawan, seorang Angel Investor.
Walaupun kerja, gw tetep nontonin sesi mereka dengan fokus. Terutama, sesinya Stephanie, karena ia seorang investor dan bahas tentang entrepreneurship, sesuatu yang cukup jauh dari gw, maka gw perlu full focus untuk kebutuhan editing nantinya.
Untungnya, gw dengerin baik-baik ya, karena ada 1 konsep baru yang Stephanie bilang yang resonate ke gw yaitu Inner Development Goals (IDGs).
Apa itu? Sebelumnya biar ada konteks, gw flashback dulu sambil jelasin konteks IDGs-nya.
Pada tahun 2015 lalu, PBB nge-launch agenda ke dalam 17 hal yang perlu diperhatikan untuk perdamaian dan kemakmuran dunia yang ditargetkan tercapai pada tahun 2030, yaitu Sustainable Development Goals (SDGs).
Namun, pada perjalanannya, target itu menjadi semakin sulit tercapai, apalagi adanya pandemi. Maka dari itu, beberapa organisasi yang peka dengan hal ini, kayak 29k Foundation sampai World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) merancang konsep turunan untuk mendorong SDGs agar bisa tercapai.
Berikut adalah framework yang mereka tawarkan:
Yang menarik adalah dari SDGs yang fokusnya keluar dari diri, IDGs malah fokusnya ke dalam diri. Bahkan nomor satunya aja udah jelas-jelas tentang Relationship to Self, baru makin ke nomor berikutnya makin berhubungan ke luar diri.
Dari sini yang bisa gw tangkep adalah untuk bisa mewujudkan SDGs itu, kita harus balik lagi ke diri sendiri dulu, beresin lagi ke diri sendiri. Karena kalau mau kita tarik lagi ke urusan bisnis, banyak sekali bisnis sekarang lebih banyak drive-nya adalah ikut-ikutan, FOMO, dan bahkan mereka sendiri ga tau apa yang essential.
gw sendiri ngerasain juga sih, beberapa tahun terakhir di sekitar gw aja tiba-tiba orang mau jadi content creator atau internet sensation, termasuk gw pun juga mencicipi hal itu juga, ketika drive-nya ada duit adanya jadi cape, terus berasa pakai kacamata kuda yang di depannya di tempelin duit aja.
Selain itu, IDGs ini resonate ke gw karena selama ini gw juga ngerasa kalau gw kesulitan untuk ngerjain sesuatu yang sangat besar, perlu dikecilin lagi, jadi small step, kayak yang gw pernah tulis di sini.
Dengan hadirnya IDGs ini, jadi bentuk atomic goals yang bisa gw kerjain, apalagi berhubungan dengan diri sendiri dulu, sesuatu yang gw sering ulik ya. Rata-rata yang gw tulis di Lagi Ngulik kan tentang self awareness kayak 2 hal ini.
Jadinya, konsep ini kayak ngerangkul gw gitu,
“Von, selama ini lu ga salah kok, ga harus ngerjain yang besar-besar terus, nih gw punya framework yang kayaknya bisa lu adaptasi deh.”
Maka dari itu, gw share ini juga, karena sebenernya konsep yang ga terlalu sulit, bisa dilakuin dengan kayak nulis gini, bantuin orang biar lebih self-aware yang dampaknya gw percaya bisa ngubah dunia.
goodbye 😚👆and good night 👉💥