Halo semuanya! Masih ingat dengan proses membuat roti yang sama kayak kita berkarya yang gw tulis di Lagi Ngulik edisi sebelumnya? Di nomor 3, ada bagian Proofing, dimana kita mengistirahatkan roti untuk beberapa saat. Kalau diaplikasikan ke diri sendiri tidak lain dan tidak bukan adalah, tidur.
Hampir sebulanan ini gw #LagiNgulik soal tidur-menidur ini (oke bahasa yang aneh), soal tidur-tiduran ini, (ga lebih baik juga), ya soal tidur atau istirahat. Ada 3 hal yang gw ubah dari cara gw tidur, yaitu:
Lakban Mulut Saat Tidur
Pertama kali gw tau ini dari videonya Ali Abdaal dan setelah itu Bella dalam sesi Book Club bulan lalu sempet bahas ini yang ada di buku Hapiness Inside. Manfaat dari lakban mulut bisa cek di video itu ya.
Jadi, gw punya kebiasaan untuk membuka mulut saat tidur sehingga yang terjadi adalah ngorok. Kalau tidur berkelompok pasti bakal ngeganggu orang satu kamar, bahkan karena ini sering di videoin waktu dulu sekolah dan dijadiin ketawaan. Tapi sebenernya itu bukan masalah utamanya, dari segi kesehatan bisa menyebabkan sleep apnea. Belum lagi gw ada pembesaran adenoid yang jadi salah satu pendorong juga.
Gw akhirnya mencoba teknik ini yang bisa membantu pernafasan lebih lancar, gw pakai plester surgical tape buat nutupnya, jadi gak bakal kena kumis dan kulit. Hari pertama gw ga bisa tidur, masih gak nyaman, dan gw cabut ditengah malam. Gitu juga hari kedua, secara gak sadar gw lepas sendiri.
Hari ketiga, gw coba pake plester yang agak gede, 1 inci, dan lumayan cover, sepertinya karena awal gw pake yang setengah inci jadi kayak mau lepas gitu. So far setelah itu gw tidur gak ngorok lagi.
Pakai Bantal Memory Foam
Nah, setelah mendapat insight dari Jonathan End, si reviewer kasur, gw menemukan bantal yang pakai teknologi memory foam. Bantal ini bentuknya bergelombang mengikuti bentuk kepala, jadi tulang leher berada di posisi yang tegak saat tidur. Jadi kira-kira gini:
Gw beli Rosenskarm dari Ikea, dan perbedaan yang gw rasakan adalah ketika bangun pagi, gak pegel yang sampai harus merenggangkan tulang-tulang punggung. Ketika gw coba untuk twist badan gw, gak ada bunyi seperti biasanya.
Beli Kasur Baru
Terakhir, ini preferensi sih. Karena kasur gw udah cukup lama, sudah 3 tahunan, dan yang paling terlihat itu bentuknya sudah mencekung, jadi gw memutuskan untuk membeli kasur baru yang medium firm.
Masih ada hubungannya dengan bantal. Ketika kasur mulai mencekung, ataupun terlalu keras, otomatis posisi badan kita akan berada di posisi yang tidak tegak. Mungkin lebih mudah kalau diperlihatkan seperti gambar ini:
Efek jangka panjangnya ketika tidur dengan posisi yang awkward begini adalah tulang mengalami skoliosis. Karena sepertiga hari kita, dengan rata-rata tidur 7 jam, dihabiskan untuk tidur, jadi memungkinkan untuk terjadi efek ini ketika tidur.
Oke, jadi itu ada 3 hal yang gw eksperimen mengenai tidur, gw pertama kali pakai lakban saat tidur tanggal 27 Maret, udah hampir sebulan pas artikel ini rilis, ada beberapa poin yang gw rasain:
Jam tidur gw jadi lebih teratur, gw jadi tidur jam 11 bangun jam 6 pagi.
Ngorok pun berkurang dan bangun ga kering mulut jadi ga ada serak-serak pagi hari lagi.
Karena gw bangun pagi, gw juga jadi ada waktu untuk olahraga, mungkin karena ga capek juga jadi kuat untuk olahraga.
Karena otak fresh, setelah olahraga juga badan jadi lebih enak, kerja jadi lebih bisa santai ga terburu-buru, kalau gw liat di Interstitial Journal gw, waktu gw kerja lebih cepat dan terstruktur.
Yang bener-bener gw berasa amaze itu, dari satu kebiasaan kecil ini, tidur, bisa naikin produkitivitas lebih tinggi lagi. Ya jadi itu starting point perjalanan gw dalam tidur, dan gw rasa akan menemukan hal baru lainnya. Tentu akan gw update proses ini di beberapa tulisan kedepan.
Wah sudah waktunya tidur, jadi goodbye 😚👆 and good night 👉💥 !