Terinspirasi dari Devon yang bikin seri tulisan analogi membuat roti, kali ini aku pun akan membuat beberapa tulisan yang temanya saling berhubungan. Akan ada trilogi tulisan yaitu The Permissionless Era, The Permissionless Disciple & The Sovereign Individual. Hah, bahasan apa sih ini? Secara kasar, serial ini akan bercerita tentang bagaimana dunia berkembang pesat, prinsip-prinsip apa untuk memahami proses tersebut dan bagaimana kita bisa menyikapinya. Yuk, langsung aja kita mulai dari yang pertama!
Laju Teknologi & The Moore’s Law
Kita tahu dan merasakan bagaimana teknologi berkembang dengan pesat selama 20 tahun terakhir. Internet hadir dan menjadi game changer yang sulit ditandingi dengan revolusi di era-era sebelumnya. Misalnya saja Revolusi Industri sejak ditemukannya mesin uap. Atau Revolusi di bidang media ketika Gutenberg menemukan mesin cetak. Kesemuanya membuat hasil produksi berlipat ganda dan memiliki dampak yang berlipat juga. Lalu, bagaimana kita dapat memperkirakan laju teknologi di masa depan dan dampaknya?
Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita kunjungi Gordon Moore, direktur Research & Development di Fairchild Semiconductor yang didirikan di tahun 1957. Fairchild Semiconductor ini adalah cikal bakal dari Intel, yang kita ketahui untuk pertama kali menemukan microprocessor dan memproduksinya secara massal. Jika teman-teman dapat mencoba memahami bagaimana microprocessor bekerja, maka di dalamnya ada banyak transistor yang berfungsi seperti saklar, on & off arus untuk memproses perintah yang diberikan. Kemampuan microprocessor itu bergantung kepada seberapa cepat transistor menghidup-matikan arus & seberapa banyak transistor yang dapat dimuat di dalamnya. Nah, Moore’s law berargumen seperti ini:
Jumlah transistor yang bisa dimasukkan dalam Integrated Circuit akan bertambah 2 kali lipat setiap 2 tahun (dan dengan biaya yang lebih murah).
Pertumbuhan ini kita pahami sebagai pertumbuhan eksponensial. Agar teman-teman bisa memahami seberapa besar efeknya maka mari kita bandingkan microprocessor yang diluncurkan Intel di tahun 1971 dengan Intel Core processor 6th gen saja. Sixth gen processor menawarkan 3.500 kali performance, 90.000 kali lebih energy efficient dan 60,000 kali lebih rendah biaya. Padahal kalau mau cari lebih lanjut, sekarang malah sudah diluncurkan 11th gen core processor.
Moore’s Law1 membuat kita paham bahwa teknologi akan semakin pesat, cepat & terjangkau untuk semua lapisan masyarakat. Saat ini sudah melampaui 50 tahun lebih dari Moore’s Law pertama kali dicetuskan. Perdebatan tentang kapan ia akan berhenti masih terus berlanjut, tetapi artikel ini tidak akan membahasnya lebih jauh. Karena Moore’s Law hanya berfungsi sebagai pengetahuan dasar yang akan membantu kita memahami konsep selanjutnya: The Infinite Leverage.
The Infinite Leverage
Apakah teman-teman pernah dengar tentang leverage? Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia maka pengungkitan atau pengumpilan. Penggambaran paling mudah adalah jungkat-jungkit yang jika dipindah titik tengahnya dapat mempengaruhi seberapa besar usaha yang diperlukan untuk mengungkit benda di ujung lainnya. Bisa jadi usaha yang diperlukan hanya 1 tetapi yang diungkit berlipat ganda impactnya. Rasio antara usaha yang kita berikan (input) dan yang dihasilkan (output) inilah yang dimaksud leverage dalam artikel ini.
Naval Ravikant menyebut bahwa kita hidup di jaman dengan leverage tanpa batas. Age of infinite leverage2. Saat ini tiap individu dapat menciptakan leverage-nya masing-masing. Manusia tidak lagi harus menukarkan input & output yang sama, tetapi input yang minim dan output yang maksimal dengan bantuan teknologi, kapital, produktivitas, kolaborasi dan hal lainnya.
Apa hubungannya dengan Moore’s law? Dengan adanya perkembangan teknologi yang pesat, kuat & semakin murah, maka hal ini dapat membuat manusia semakin dimudahkan untuk membangun leverage-nya dengan biaya serendah mungkin. Akses inilah yang kemudian dapat memunculkan manusia-manusia yang disebut The Sovereign Individual.
The Sovereign Individual
The Sovereign Individual adalah istilah yang dicetuskan oleh James Dale Davidson and William Rees-Mogg sebagai judul sebuah buku. Buku ini diterbitkan di tahun 1997, di awal tumbuhnya Internet. Sovereign artinya berkuasa, memiliki otoritas, otonomi & kemerdekaan. Maka Sovereign Individual adalah individu-individu yang memiliki kuasa penuh. Atas apa? Apakah sudah ada contoh-contoh Sovereign Individual yang dapat kita pelajari? Bagaimana cara menjadi Sovereign Individual? Dua artikel selanjutnya akan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Stay tuned!
P.S.: Yang belum subscribe, silakan subscribe dulu.